![]() |
Ilustrasi. |
Penyebaran Budaya Positif di SMP N 2 Satap Pegedongan
Oleh: Yayuk Sugiyarti, S.P., M.Si.
Latar Belakang
Penyebaran budaya positif di sekolah memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan karakter siswa. SMP N 2 Satap Pegedongan telah menyadari pentingnya nilai-nilai kebajikan universal dan disiplin positif dalam membangun sekolah yang berbudaya positif. Oleh karena itu, diperlukan program yang terstruktur untuk menerapkan konsep-konsep seperti teori motivasi, hukuman dan penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, dunia berkualitas, lima posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Menurut Glasser (1998), penerapan konsep-konsep ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih manusiawi dan berfokus pada kebutuhan dasar manusia.
Peningkatan pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal merupakan salah satu tujuan utama dari program ini. Melalui serangkaian pelatihan dan workshop, diharapkan guru-guru dapat mengimplementasikan strategi yang mendukung perkembangan karakter siswa secara efektif. Program ini juga bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan positif bagi siswa, sehingga mereka merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar mengajar.
Menurut Marzano, Marzano, dan Pickering (2003), lingkungan kelas yang positif sangat penting untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa. Lingkungan yang mendukung dan positif tidak hanya membantu siswa merasa aman dan dihargai, tetapi juga mendorong mereka untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang belajar dalam lingkungan yang positif cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih baik dan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses belajar mengajar.
Disiplin positif sebagai salah satu strategi yang diimplementasikan dalam program ini merupakan pendekatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa melalui metode yang mendukung, menghormati, dan mendorong perilaku positif. Menurut Nelsen (2006), disiplin positif membantu siswa belajar untuk mengelola diri mereka sendiri, memahami dampak dari tindakan mereka, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini juga mengajarkan nilai-nilai kebajikan universal seperti rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran, dan empati, yang semuanya penting untuk perkembangan karakter siswa.
Implementasi disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru. Melalui pelatihan dan workshop, guru dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lickona (1991), pendidikan karakter yang efektif memerlukan keterlibatan seluruh komunitas sekolah, termasuk guru, dalam membangun budaya positif yang berfokus pada pengembangan karakter siswa.
Tujuan
Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Melalui pelatihan dan workshop, guru diharapkan mampu mengimplementasikan strategi yang mendukung perkembangan karakter siswa secara efektif. Selain itu, program ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan positif bagi siswa, sehingga mereka merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Seperti yang dikemukakan oleh Marzano, Marzano, dan Pickering (2003), lingkungan kelas yang positif sangat penting untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa.
Dengan demikian, melalui program ini, diharapkan tidak hanya peningkatan dalam kemampuan guru untuk menerapkan disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, tetapi juga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan positif bagi siswa. Tujuan akhir dari program ini adalah untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan positif, siap menghadapi tantangan masa depan dengan bekal nilai-nilai kebajikan yang kokoh.
Tolok Ukur Keberhasilan
Keberhasilan program ini akan diukur melalui beberapa indikator. Pertama, kemampuan murid untuk membuat kesepakatan kelas menunjukkan bahwa mereka mampu berpartisipasi aktif dalam menciptakan aturan bersama. Kedua, penurunan jumlah kasus pelanggaran disiplin di sekolah akan menjadi indikator bahwa penerapan hukuman dan penghargaan yang konstruktif berhasil. Ketiga, peningkatan partisipasi dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang positif telah tercipta. Keempat, feedback positif dari guru dan siswa mengenai penerapan budaya positif akan menjadi tolak ukur utama keberhasilan program ini.
Linimasa Tindakan
Program ini direncanakan berlangsung dari Mei hingga September 2024 dengan beberapa tahap penting. Mulai dari sosialisasi dan pelatihan awal yang berlangsung dari 30 Mei hingga 20 Juli 2024, implementasi awal pada 22 Juli 2024, hingga monitoring dan evaluasi awal pada awal Agustus. Program ini juga mencakup workshop lanjutan pada 13 Agustus 2024, review dan penyesuaian pada akhir Agustus, serta penerapan segitiga restitusi dan pengukuran dampak pada awal September. Akhirnya, pada 16-21 September 2024 akan diadakan seminar hasil program dan perencanaan ke depan untuk keberlanjutan program.
Dukungan yang Dibutuhkan
Untuk memastikan keberhasilan program, dukungan yang dibutuhkan mencakup pelatih dan fasilitator yang kompeten dalam disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Nelsen (2006) menekankan pentingnya pelatih yang berpengalaman dalam membantu guru menerapkan strategi yang efektif. Selain itu, sumber daya manusia yang memadai, anggaran untuk kegiatan pelatihan dan seminar, serta tim khusus untuk monitoring dan evaluasi sangat diperlukan. Dukungan ini akan memastikan program berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Materi Pelatihan
Materi pelatihan meliputi disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan yang konstruktif, serta restitusi. Kohn (1996) menekankan pentingnya strategi yang memotivasi siswa untuk berperilaku positif tanpa menggunakan hukuman yang berlebihan. Selain itu, pelatihan juga mencakup keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, lima posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Menurut Gossen (2004), konsep restitusi dapat membantu siswa memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan memperbaiki kesalahan dengan cara yang konstruktif.
Kesimpulan
Program penyebaran budaya positif di SMP N 2 Satap Pegedongan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan karakter siswa melalui penerapan disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal. Dengan melibatkan guru dan staf dalam serangkaian pelatihan dan workshop, diharapkan mereka mampu mengimplementasikan teori motivasi, hukuman dan penghargaan yang konstruktif, serta konsep restitusi dalam interaksi sehari-hari dengan siswa. Program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa, mengurangi pelanggaran disiplin, dan membangun keyakinan positif di dalam kelas. Dengan dukungan yang memadai dan monitoring yang efektif, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap kualitas pendidikan di SMP N 2 Satap Pegedongan, membentuk generasi siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang baik dan kuat.
Referensi:
- Glasser, W. (1998). Choice Theory: A New Psychology of Personal Freedom. New York: HarperCollins.
- Gossen, D. C. (2004). Restitution: Restructuring School Discipline. Cheltenham, Victoria: Hawker Brownlow Education.
- Kohn, A. (1996). Beyond Discipline: From Compliance to Community. Alexandria, VA: ASCD.
- Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
- Marzano, R. J., Marzano, J. S., & Pickering, D. J. (2003). Classroom Management That Works: Research-Based Strategies for Every Teacher. Alexandria, VA: ASCD.
- Nelsen, J. (2006). Positive Discipline: The Classic Guide to Helping Children Develop Self-Discipline, Responsibility, Cooperation, and Problem-Solving Skills. New York: Ballantine Books.